Tugas Terstruktur 09
Analisis Produk Berdasarkan Prinsip Design
for Environment (DfE)
Produk:
Botol Shampoo
1.
Pemilihan Produk
Produk
yang dianalisis adalah botol shampoo yang umum digunakan di rumah maupun di
lingkungan kos/kampus. Produk ini mudah ditemukan dan relevan untuk dianalisis
karena digunakan secara rutin serta menghasilkan limbah kemasan plastik setelah
habis dipakai. Produk dapat didokumentasikan melalui foto botol shampoo yang
digunakan sehari-hari.
2. Analisis Desain Awal
Fungsi
Utama Produk
Fungsi
utama botol shampoo adalah sebagai wadah cairan pembersih rambut sekaligus alat
bantu untuk menuangkan shampoo secara praktis dan higienis.
Material
yang Digunakan
Botol
shampoo umumnya terbuat dari:
·
Plastik (HDPE atau PET) untuk badan botol
·
Plastik PP untuk tutup botol
·
Label plastik atau stiker dengan tinta
cetak
·
Dalam beberapa produk, terdapat lapisan
pewarna atau aditif pada plastik
Bentuk
dan Elemen Desain
Botol
shampoo biasanya berbentuk silinder atau oval agar mudah digenggam, dengan
ukuran bervariasi (100–500 ml). Warna botol sering kali cerah atau buram untuk
menarik perhatian konsumen. Tutup botol dibuat flip-top atau pump agar
memudahkan penggunaan.
3.
Identifikasi Masalah Lingkungan (Berdasarkan Prinsip DfE)
· Material
Meskipun
botol shampoo terbuat dari plastik yang secara teknis dapat didaur ulang, kombinasi
beberapa jenis plastik (badan botol, tutup, label) menyulitkan proses daur
ulang. Selain itu, penggunaan plastik baru (virgin plastic) masih dominan
dibanding plastik daur ulang.
· Produksi
Proses
produksi botol plastik memerlukan energi tinggi dan bergantung pada bahan baku
berbasis minyak bumi. Pewarna plastik dan tinta label juga berpotensi menambah
dampak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
· Penggunaan
Dari
sisi penggunaan, botol shampoo relatif efisien dan tidak memerlukan energi
tambahan. Namun, desain botol sering menyisakan shampoo di bagian dasar botol
yang sulit dikeluarkan, sehingga produk tidak termanfaatkan secara optimal.
· Akhir
Siklus Hidup
Pada
akhir masa pakai, botol shampoo sering langsung dibuang sebagai sampah. Label
yang menempel kuat dan tutup yang berbeda material membuat pemisahan untuk daur
ulang menjadi kurang praktis. Akibatnya, banyak botol shampoo berakhir di TPA
atau mencemari lingkungan.
4.
Rekomendasi Perbaikan Desain (Prinsip DfE)
1.
Penggunaan Material Lebih Ramah Lingkungan
Botol
shampoo dapat dibuat dari plastik daur ulang (rPET atau rHDPE) atau bioplastik.
Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya tak terbarukan dan
menurunkan jejak karbon produksi.
2.
Desain Refill dan Reuse
Menerapkan
sistem kemasan isi ulang (refill) atau botol yang dapat digunakan kembali.
Dengan desain ini, konsumen hanya membeli isi ulang dalam kemasan yang lebih
sederhana, sehingga jumlah limbah plastik dapat dikurangi secara signifikan.
3.
Desain Mudah Didaur Ulang
Desain
botol sebaiknya menggunakan satu jenis material plastik, termasuk tutup dan
label, atau menggunakan label yang mudah dilepas. Hal ini mempermudah proses
pemisahan dan meningkatkan peluang botol untuk benar-benar didaur ulang.
4.
Optimalisasi Desain Bentuk
Bagian
dasar botol dapat didesain miring atau fleksibel agar shampoo dapat digunakan
hingga habis. Ini sejalan dengan prinsip reduce, karena mengurangi pemborosan
produk.
Kesimpulan
Botol
shampoo merupakan produk sederhana dengan dampak lingkungan yang cukup besar
jika dilihat dari siklus hidupnya, terutama pada tahap material dan akhir
siklus hidup. Melalui penerapan prinsip Design for Environment seperti reduce,
reuse, recycle, dan redesign, botol shampoo dapat dikembangkan menjadi produk
yang lebih ramah lingkungan tanpa mengurangi fungsi utamanya. Perubahan desain
yang relatif sederhana dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengurangan
limbah plastik dan peningkatan keberlanjutan.
Komentar
Posting Komentar