Merenungi Tantangan: Insinyur Industri di Era Produksi Berkelanjutan
oleh: Ariz Jaya Saputra
Abstrak
Perubahan iklim, keterbatasan sumber daya alam, serta regulasi lingkungan yang semakin ketat telah mendorong dunia industri untuk bertransformasi menuju sistem produksi berkelanjutan. Dalam konteks ini, insinyur industri berperan strategis dalam merancang, mengelola, dan mengoptimalkan proses produksi yang tidak hanya efisien secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan. Artikel ini membahas konsep produksi berkelanjutan, peran insinyur industri dalam mendukung transformasi tersebut, tantangan utama yang dihadapi, keterampilan yang diperlukan, serta peluang masa depan. Analisis ini merujuk pada literatur akademik dan laporan institusional terkini, sehingga dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai relevansi insinyur industri di era industri hijau dan transisi menuju net zero emissions.
Kata Kunci: Insinyur Industri, Produksi Berkelanjutan, Circular Economy, Industri Hijau, Teknologi Digital
Pendahuluan
Era industri modern ditandai dengan perubahan paradigma dari sekadar mengejar efisiensi dan keuntungan menuju penerapan prinsip keberlanjutan (sustainability). Menurut Kleindorfer, Singhal, dan Van Wassenhove (2005), keberlanjutan dalam operasi industri melibatkan integrasi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara seimbang.
Indonesia sendiri telah menetapkan komitmen untuk mencapai Net Zero Emissions 2060, sehingga keberadaan sistem produksi berkelanjutan menjadi semakin relevan (UNIMMA, 2025). Dalam konteks ini, peran insinyur industri tidak hanya terbatas pada optimalisasi proses manufaktur, melainkan juga mencakup penerapan teknologi hijau, efisiensi energi, serta pengembangan rantai pasok berkelanjutan.
Permasalahan
Meskipun urgensi produksi berkelanjutan semakin diakui, penerapannya menghadapi sejumlah hambatan utama, antara lain:
-
Biaya investasi teknologi baru yang relatif tinggi dan belum terjangkau oleh seluruh perusahaan (DiklatKerja, 2025).
-
Regulasi lingkungan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk beradaptasi secara cepat.
-
Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) terlatih dalam teknologi hijau dan digital (Sulistiowati, 2025).
-
Kompleksitas rantai pasok, yang menyulitkan penerapan prinsip circular economy (Seuring & Müller, 2008).
-
Risiko digitalisasi dan otomasi terhadap kualitas produk apabila tidak ditunjang strategi yang matang.
Pembahasan
1. Produksi Berkelanjutan
Produksi berkelanjutan didefinisikan sebagai strategi industri yang mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam seluruh rantai nilai (Kleindorfer et al., 2005). Prinsip utamanya meliputi:
-
Pengurangan emisi dan limbah.
-
Efisiensi energi dan pemanfaatan sumber daya.
-
Pengembangan produk yang dapat digunakan kembali (recyclable) serta tahan lama.
2. Peran Insinyur Industri
Insinyur industri berkontribusi dalam beberapa aspek strategis, yaitu:
-
Optimalisasi energi dan sumber daya, sehingga tercapai efisiensi produksi.
-
Perancangan sistem ramah lingkungan, melalui teknologi bersih dan pengurangan polusi.
-
Penerapan circular economy, dengan memanfaatkan limbah sebagai input baru.
-
Pemanfaatan teknologi digital, seperti IoT, AI, dan otomasi untuk mengurangi pemborosan.
-
Kolaborasi lintas bidang, guna menghasilkan inovasi berkelanjutan (BINUS Online, 2024).
3. Keterampilan yang Diperlukan
Untuk menghadapi tantangan tersebut, insinyur industri dituntut menguasai:
-
Pemahaman regulasi lingkungan dan prinsip keberlanjutan.
-
Penguasaan teknologi digital, smart manufacturing, dan sistem energi bersih.
-
Kemampuan analisis data untuk mendukung pengambilan keputusan.
-
Kompetensi manajemen rantai pasok berkelanjutan (Seuring & Müller, 2008).
-
Keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kolaborasi tim lintas disiplin.
4. Masa Depan Insinyur Industri
Transformasi menuju industri hijau dan digital memberikan peluang besar bagi insinyur industri untuk menjadi agen perubahan. Dengan mengintegrasikan prinsip produksi berkelanjutan, mereka dapat membantu perusahaan tetap kompetitif sekaligus berkontribusi terhadap pencapaian target keberlanjutan global (UNIMMA, 2025).
Kesimpulan
Insinyur industri memiliki peran vital dalam transisi menuju produksi berkelanjutan. Mereka dituntut untuk menguasai keterampilan teknis, manajerial, dan digital yang relevan dengan era industri hijau. Tantangan yang dihadapi memang signifikan, mulai dari keterbatasan SDM hingga biaya investasi, namun peluang untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan global juga sangat besar.
Saran
-
Pemerintah perlu memperkuat regulasi serta memberikan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi hijau.
-
Perguruan tinggi harus menyesuaikan kurikulum teknik industri dengan menambahkan kompetensi keberlanjutan dan digitalisasi.
-
Perusahaan diharapkan meningkatkan pelatihan SDM serta menjalin kolaborasi lintas sektor untuk mendukung implementasi industri hijau.
📚 Daftar Pustaka
Muhammadiyah University of Magelang, Fakultas Teknik. (2025). Masa depan teknik industri dalam era industri hijau dan net zero. Teknik Industri UNIMMA. https://industri.teknik.unimma.ac.id/masa-depan-teknik-industri-dalam-era-industri-hijau-dan-net-zero/BINUS Online. (2024, April 5). Membangun masa depan yang berkelanjutan: Peran teknik industri dalam industri hijau. BINUS Online. https://online.binus.ac.id/2024/04/05/membangun-masa-depan-yang-berkelanjutan-peran-teknik-industri-dalam-industri-hijau/
Sulistiowati, D. (2025, Februari 12). Peran dan tanggung jawab seorang insinyur industri. DiklatKerja. https://www.diklatkerja.com/blog/peran-dan-tanggung-jawab-seorang-insinyur-industri
DiklatKerja. (n.d.). Inovasi dan investasi dalam teknik industri: Merangkul revolusi teknologi. DiklatKerja. https://www.diklatkerja.com/blog/inovasi-dan-investasi-dalam-teknik-industri-merangkul-revolusi-teknologi
.png)
Komentar
Posting Komentar