Tugas Mandiri 09
Analisis
Produk Berdasarkan Prinsip Design for Environment (DfE)
- Pemilihan
dan Deskripsi Produk
Produk yang diamati adalah pengisi daya
(charger) smartphone yang digunakan sehari-hari di rumah maupun lingkungan
kampus. Fungsi utama produk ini adalah mengubah arus listrik bolak-balik (AC)
dari sumber listrik menjadi arus searah (DC) untuk mengisi daya baterai
smartphone. Charger umumnya berbentuk adaptor kecil dengan kabel penghubung ke
perangkat.
- Analisis
Fitur Desain dan Material
Berdasarkan hasil observasi, charger
smartphone tersusun dari beberapa material utama. Casing luarnya terbuat dari
plastik jenis ABS atau polycarbonate, sedangkan bagian dalamnya terdiri dari
logam seperti tembaga dan aluminium pada rangkaian listrik serta komponen
elektronik seperti PCB, resistor, dan kapasitor. Kabel charger biasanya
dilapisi bahan PVC.
Dari sisi desain, terdapat beberapa fitur
yang berpotensi tidak ramah lingkungan. Pertama, casing charger dirancang
tertutup rapat sehingga sulit dibuka tanpa merusak produk, yang menyulitkan
proses perbaikan maupun daur ulang. Kedua, kabel charger umumnya menyatu dengan
adaptor atau tidak bersifat modular, sehingga ketika kabel rusak, seluruh unit
charger harus diganti. Ketiga, charger masih mengonsumsi listrik meskipun tidak
sedang digunakan karena adanya daya siaga (standby power). Selain itu,
kombinasi berbagai material dalam satu produk menyulitkan pemisahan material
pada akhir masa pakai, serta umur pakai charger relatif pendek akibat kerusakan
kabel atau konektor.
- Kaitan
dengan Prinsip Design for Environment (DfE)
Fitur-fitur desain tersebut bertentangan
dengan beberapa prinsip utama Design for Environment. Dari prinsip reduce,
konsumsi energi yang tetap terjadi saat charger tidak digunakan menunjukkan
bahwa desain belum optimal dalam mengurangi penggunaan energi. Dari prinsip reuse,
desain kabel yang tidak dapat diganti menghambat penggunaan ulang adaptor yang
masih berfungsi. Prinsip recycle juga belum terpenuhi karena desain tertutup
dan campuran material menyulitkan proses daur ulang. Pada prinsip recover,
pemulihan material bernilai seperti tembaga dan komponen elektronik menjadi
tidak efisien. Sementara itu, dari sisi redesign, produk ini belum dirancang
dengan mempertimbangkan kemudahan perbaikan dan pengelolaan akhir siklus hidup.
- Refleksi
dan Ide Perbaikan
Berdasarkan analisis
tersebut, terdapat beberapa ide perbaikan sederhana agar charger smartphone
menjadi lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah menerapkan desain modular,
di mana kabel dapat dilepas dan diganti secara terpisah sehingga umur pakai adaptor
menjadi lebih panjang. Selain itu, efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan
menambahkan fitur auto cut-off yang menghentikan aliran listrik ketika
charger tidak digunakan atau saat baterai telah penuh.
Perbaikan-perbaikan ini
berpotensi mengurangi limbah elektronik, menekan konsumsi energi, serta
mendukung prinsip keberlanjutan tanpa mengurangi fungsi utama produk.
- Kesimpulan
Secara keseluruhan, pengisi daya
smartphone merupakan produk dengan fungsi sederhana namun memiliki dampak
lingkungan yang cukup signifikan jika dilihat dari perspektif Design for
Environment. Melalui penerapan prinsip DfE sejak tahap perancangan, terutama
pada aspek modularitas dan efisiensi energi, produk ini dapat dikembangkan
menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Komentar
Posting Komentar