Tugas Mandiri 05

 

Analisis Siklus Hidup Produk Sabun Cair Lifebuoy 450 ml

1. Identifikasi Produk

Produk yang diamati adalah sabun cair Lifebuoy dalam kemasan isi ulang berukuran 450 mililiter. Fungsi utama produk ini adalah untuk membersihkan tubuh dari kotoran, minyak, dan kuman, serta memberikan aroma segar setelah digunakan. Berdasarkan frekuensi penggunaan harian oleh satu keluarga kecil, masa pakai satu kemasan sabun cair ini diperkirakan berlangsung selama dua hingga tiga minggu sebelum habis dan perlu diganti.

2. Fase-Fase Siklus Hidup Produk

Tahapan pertama dalam siklus hidup produk ini adalah ekstraksi bahan baku. Sabun cair Lifebuoy mengandung bahan dasar minyak kelapa sawit, air, serta zat kimia tambahan seperti surfaktan (misalnya Sodium Laureth Sulfate), pewangi, dan pewarna. Proses ekstraksi minyak sawit dilakukan dari buah kelapa sawit yang ditanam di perkebunan tropis, sering kali melibatkan pembukaan lahan berskala besar.

Tahapan berikutnya adalah proses produksi, di mana bahan-bahan tersebut dicampurkan, dipanaskan, dan dihomogenisasi menggunakan energi listrik dan panas di fasilitas industri. Setelah itu, sabun cair dikemas ke dalam wadah plastik fleksibel jenis multilayer pouch yang sulit terurai secara alami.

Selanjutnya, produk melalui fase distribusi dan transportasi, yaitu pengiriman dari pabrik menuju gudang distributor dan toko ritel. Proses ini biasanya menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil seperti truk, yang berkontribusi terhadap emisi karbon dioksida ke atmosfer.

Fase keempat adalah penggunaan oleh konsumen, di mana sabun dipakai untuk membersihkan tubuh. Sisa sabun dan busa yang terbawa aliran air masuk ke sistem pembuangan rumah tangga, sehingga berpotensi menambah beban pada instalasi pengolahan air limbah.

Tahapan terakhir adalah pengelolaan limbah atau akhir masa pakai. Kemasan isi ulang yang telah kosong umumnya dibuang bersama sampah rumah tangga. Karena material kemasan terdiri dari lapisan plastik dan aluminium tipis, proses daur ulang menjadi sulit dilakukan. Akibatnya, sebagian besar kemasan berakhir di tempat pembuangan akhir dan berpotensi mencemari lingkungan.

3. Analisis Potensi Dampak Lingkungan

Setiap fase dalam siklus hidup sabun cair Lifebuoy memiliki potensi dampak terhadap lingkungan. Pada fase ekstraksi bahan baku, pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan deforestasi, kehilangan keanekaragaman hayati, serta peningkatan emisi gas rumah kaca. Proses produksi di pabrik memerlukan konsumsi energi dan air dalam jumlah besar serta menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan kimia yang sulit terurai.

Selama tahap distribusi dan transportasi, penggunaan bahan bakar fosil menambah jejak karbon produk akibat emisi karbon dioksida dan polutan udara lainnya. Pada fase penggunaan, dampak lingkungan muncul dari air limbah rumah tangga yang mengandung surfaktan dan bahan sintetis yang dapat menurunkan kualitas air jika tidak diolah dengan baik. Sementara itu, pada fase akhir masa pakai, kemasan plastik multilayer menimbulkan masalah serius karena sulit didaur ulang dan berpotensi mencemari tanah maupun ekosistem laut. Secara keseluruhan, produk ini memiliki jejak lingkungan yang signifikan, terutama dari sisi bahan baku dan pengelolaan limbah kemasan.

4. Refleksi Pribadi

Melalui observasi ini, saya menyadari bahwa produk sederhana seperti sabun cair ternyata memiliki dampak lingkungan yang cukup besar sepanjang siklus hidupnya. Hal yang paling mengejutkan bagi saya adalah fakta bahwa sebagian besar dampak tidak hanya terjadi pada tahap akhir berupa limbah plastik, tetapi juga sejak proses awal, yaitu ekstraksi bahan baku minyak sawit yang terkait dengan isu deforestasi dan degradasi lahan. Selain itu, konsumsi energi dan air yang tinggi dalam proses produksi menunjukkan bahwa produk ini tidak sepenuhnya “ringan” bagi lingkungan.

Untuk menjadikan produk ini lebih ramah lingkungan, desain ulang dapat difokuskan pada penggunaan bahan baku nabati yang bersertifikat keberlanjutan serta kemasan yang mudah didaur ulang atau dapat diisi ulang berkali-kali. Produsen juga dapat mengembangkan sistem pengumpulan kembali kemasan dari konsumen untuk diolah secara tertutup.

Sebagai konsumen, saya memiliki peran penting dalam mengurangi dampak tersebut dengan memilih produk isi ulang berukuran besar, menghemat penggunaan air saat mandi, serta tidak membuang kemasan sembarangan. Kesadaran dan perubahan perilaku konsumen menjadi langkah awal yang efektif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan melalui konsumsi yang lebih bertanggung jawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merenungi Tantangan: Insinyur Industri di Era Produksi Berkelanjutan

Tugas Kelompok

Tugas Mandiri 01